Soft Skills dan Hard Skills

Selama kuliah sering banget digaungkan opini ini: 
"Kuliah itu banyakin cari soft skill, kerja itu butuh soft skills yang nggak diajarkan selama kuliah" 
Bener banget itu. Sebagai mantan mahasiswa yang sudah masuk dunia kerja, saya merasakan betul pentingnya soft skills. Pengalaman kepanitiaan dan organisasi rupanya sangat membantu. Apalagi dalam menghadapi berbagai situasi dan berinteraksi dengan orang, termasuk kena semprot atau nyemprot orang haha. Bagi yang terbiasa berorganisasi selama perkuliahan dimana ada bermacam intrik masalah di dalamnya , maka akan lumayan terbiasa menghadapi orang ketika bekerja. Nggak kaget deh. Nah rupanya selain cara bersosialisasi dan berkomunikasi, berorganisasi selama kuliah juga mengajarkan suatu hal yang sering dipakai ketika bekerja. Apakah itu? Bersilat lidah, ngeles, bahkan sampai manipulasi. Ironis. Kesannya memang negatif, tapi kalau nggak bisa susah survive. (Trus bergejolak hatinya kenapa sampai harus manipulasi yang massive dan terstruktur 😭) 

Mungkin juga sering denger kalimat macam ini:
"Ilmu yang dipelajari selama kuliah itu banyakan yang nggak kepakai pas kerja! IPK itu nggak penting"
trus jadi meremehkan akademis, rela keteteran asalkan eksis dan aktivis di organisasi. 
Well, nggak sepenuhnya setuju sih aku. Sebagai mantan mahasiswa yang kini telah jadi pekerja, aku mau bilang academic background itu penting banget. Meskipun tergantung tempat kerjanya, apakah sebidang dengan keilmuannya atau tidak. Kalau sebidang, aku mau bilang sekali lagi, akademik itu nggak kalah penting. Banyak detail-detail yang kita temui dalam masalah pekerjaan, yang ternyata sudah diajarkan selama kita sekolah. Ilmu yang kita peroleh itu benar-benar jadi support banget dalam bekerja. Bahkan yang dulu kita anggap remeh selama kuliah ternyata kepake di dunia kerja. Pokoknya banyak deh detail mendasar yang sebenarnya udah dibekali untuk kita, yang ternyata kalo kita explore lebih, sangat amat membantu sekali dalam memahami masalah pekerjaan. 

Oiya, tadi aku sempat bilang kalo dunia kerja itu butuh kemampuan besrsilat lidah, berkelit, dan ngeles. Tapi... Atas dasar apa kamu berkelit kalau nggak tau teorinya. Perkuat teori itu penting banget. Jangan sampe asal bunyi deh. Nggak sedikit lo, di tempat kerja yang pinter banget ngomong, seolah terdengar cerdas, tapi inti pembicaraannya itu ngambang. No points. Kan games sendiri denger nya. Kadang ada  juga yang sampai ngotot asal bunyi alias sok tau tapi keliru, ketika diluruskan, pinter aja ngelesnya. Vice versa, ada juga yang paham betul tentang suatu hal, tapi gagu ketika menjelaskan. Sama aja kan pasti dianggap kurang menguasai. 

Pada intinya, soft skills itu sangatlah penting. Terutama untuk bersikap dan bereaksi terhadap berbagai kondisi pekerjaan. Tapi bukan satu-satunya yang terpenting. Masih ada Hard skill selain sebagai dasar kita berpijak juga sebagai supporting elements yang mempermudah pekerjaan. Satu lagi, kemampuan bahasa Inggris jangan sampai malu-maluin deh, at least bisa membuat struktur kalimat yang benar. Jangan sampai mau bilang "hasilnya tidak masuk spesifikasi" malah jadi "the results not enter spec" Malu deh! Jaman sekarang dituntut bilingual, masak kalah sama anak anak TK jaman now yang udah lancar ngomong inggris. 

Comments

Popular Posts