Perjalanan Menjadi Lebih Baik
Ketika mau mudik lebaran tahun ini, tiba-tiba saja aku merubah penampilan, jadi lebih syar'i. Ternyata nyaman juga ya (apalagi bisa solat di kereta tanpa ribet make mukenah wkwkw). Sebelumnya aku berpakaian syar'i cuma conditional aja, saat ke kajian misalnya. Lalu aku jadi mikir, kenapa aku pilih-pilih ya ngelakuin perintah Allah. Sia-sia nggak ya aku rajin ibadah wajib dan sunah, kalau kewajiban menutup aurat masih alakadarnya. Masih pakai jilbab sakaratul maut, yang diikat di leher. Aku termasuk munafik nggak ya.
Baru seminggu mengambil langkah kecil untuk menjadi lebih baik dengan berpakaian lebih syar'i, memakai rok dan jilbab lebar, Allah ngasih aku kado luar biasa. Waktu itu sore hari sekitar jam setengah tiga, aku mendapati kabar yang membahagiakan. Rasanya takjub luar biasa. Perasaan baru tadi siang sehabis solat duhur aku berdoa minta hal itu deh. Lah sorenya kok langsung datang. Ya Allah apakah ini jawaban atas doaku. Ya Allah nikmatmu luar biasa. Baiknyaaa engkau... Aku jadi lebih semangat dong untuk menjadi lebih baik.
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 2)
Tetapi sepertinya emang udah sunatullah ketika kita berhijrah maka harus siap diuji. Harus siap dan harus berani. Nyatanya, ternyata kabar gembira yang datang sore itu pergi begitu saja. Sedih pastinya. Mungkin Allah mau menguji ku, apakah aku masih akan persistent dalam berhijrah. Beruntung aku punya sahabat-sahabat shalihah yang siap menguatkan dan mengingatkan. Aku ingat sebuah kajian di TSM, katanya hijrah jangan sendirian, bakal capek! Bener banget. Sahabat itu bener-bener jadi support system yang kuat. Ketika aku takut dan malu, mereka yang menguatkan. Pilih malu dan takut sama siapa, Allah apa makhluknya. Langsung tertampar dan merinding denger kalimat itu dari mereka. Bahkan, kemarin sebelum balik Bandung, aku sempat meet up dengan sahabatku di Jogja, dia berpesan: di Bandung cari seenggaknya satu temen shalihah fi, buat pegangan. Ya Allah.. care banget lah sahabatku satu ini.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)
Jika memang berita baik yang datang tiba-tiba kini telah pergi begitu saja, maka yaudah lah. Mungkin emang bukan takdirku buat dapetin itu. Meskipun aku sangat menginginkannya dan menurutku hal itu adalah sesuatu yang baik, tapi kalau Allah berkehendak lain mau dikata apa. Allah knows what's the best for me. Sekarang aku harus belajar bersabar. Ujian yang datang pasti mampu aku lalui. Kan Allah sendiri sudah janji, Ia tidak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuannya. Yang penting tetep semangat dan nggak putus asa aja sama rahmat Allah. Harus legowo dengan apapun itu, pasti yang terbaik. Keep fighting untuk terus menjadi lebih baik. Sabar dan semangat! Seseorang berkata padaku sore itu, hidup di dunia itu ibarat berpuasa dan bukannya adalah ketika kita mati. Benar.
Comments
Post a Comment