Fenomena Resign Masal


Baru satu setengah tahun bekerja di perusahaan ini, aku udah menghadiri banyak farewell party, makan banyak banget bolu resign, bahkan aku udah merasakan dipimpin empat Manager berbeda. Hingga akhirnya akupun resign di tahun kedua, nggak tanggung-tanggung, dalam hari itu empat orang resign bersama dan disusul dua orang lainnya dalam jeda waktu seminggu! Gila aja. Rupanya resign sudah membudaya di sini. Bukan hanya di perusahaan ini, perusahaan lain pun semakin kesini sepertinya sudah mulai terjangkit fenomena resign. Katanya, anak muda sekarang pada nggak loyal, nggak mau settle. Apa benar kebanyakan generasi millennial itu kutu loncat? Lantas apa penyebab fenomena resign ini?

Suatu hari aku pernah ikut proses interview panel di salah satu perusahaan milik negara. Di situ aku ditanya, apa alasan pengen pindah. Setelah aku jawab ternyata jawabanku tidak diterima. Katanya, alasan karyawan resign hanya ada 2, yaitu atasan atau lingkungan. Well, ada benarnya juga sih cuma menurutku masih banyak alasan lain loh. Misalnya aja jarak dengan keluarga, salary, working load, opportunity untuk berkembang, nggak cocok dengan cuaca di tempat yang lama, dll masih banyak. Tapi kalau dipikirkan, semua alasan itu ujungnya ke "Kenyamanan" ya. Siapa sih yang gak mau kerja di tempat yang bikin nyaman dan tentram, pasti bikin betah. Nah masalahnya, parameter kenyamanan generasi sekarang ini sepertinya lebih rumit daripada generasi lama-lama. Katanya sih ya, anak millennial ini lebih rewel, kurang gigih, dan kurang sabar. Mungkin nggak semua anak millennial begitu sih. Tapi ga sepenuhnya salah juga, karena akupun merasa ada banyak sekali faktor yang memengaruhi kenyamanan itu jadi seolah-olah kami terlihat rewel. Mungkin sebaiknya sama-sama berbenah deh. Kaum millennial sebaiknya mengevaluasi ulang konsep kenyamanan yang diinginkan, tapi harus diiringi kegigihan dan kesabaran dalam bekerja. Begitu juga penyedia lapangan kerja, ada baiknya mengevaluasi organisasi dan mengikuti perkembangan karakter SDM generasi baru. Kalau begitu bisa jadi hubungan dua arah bisa terjalin lebih saling menguntungkan dan akhirnya "loyalitas" yang diharapkan bisa tercapai.


Disclaimer: Cerita ini bukan curhat alasan aku baru saja Resign dari kantor yang lama ya. Hanya terinspirasi dari fenomena di sana.

Comments

Popular Posts