Sebuah Kehati-hatian yang Tergesa

Sudah sekian lama hiatus menulis di blog ini. Kali ini aku mau curhat ngalor-ngidul tentang sebuah pengambilan keputusan. Sesuatu yang selalu dialami manusia semasa hidup: making decisions. Setiap hari manusia sudah terbiasa dihadapkan berbagai pilihan. Mulai dari hal simple sampai yang paling rumit, yang membuat kepala kita pusing, dada sesak, dan kadang air mata berlinang. Iya. Kadang memang sesusah itu untuk membuat keputusan. Bahkan, ada yang bilang "Dirimu yang sekarang adalah hasil keputusanmu di masa lalu"

Manusia tercipta dengan akal dan perasaan. Namun terkadang keduanya pun tidak sejalan satu suara. Sering terjadi, perasaan menginginkan sesuatu yang amat dicintainya, meski akal sudah melarang. Pun sebaliknya. Tidak jarang otak kita mendukung sesuatu, tetapi hati menolak dan merasa enggan. Namanya juga manusia. Lemah tidak berdaya. Mungkin rumitnya membuat keputusan dikarenakan banyaknya rasa khawatir yang timbul. Khawatir dan takut apakah pilihan yang diambil tepat? Apakah itu yang terbaik? Bagaimana kalau tidak? Akan seperti apa ke depannya? Kalau dipikir, ketakutan itu muncul karena manusia nggak bisa tau seperti apa yang akan dihadapinya kelak setelah memilih. Emang cenayang? cenayang pun, kalau cenayang itu ada ya, juga nggak akan tau sih. Hanya Allah yang mengetahui hal yang ghaib, kan. Untuk itu, kepada siapa lagi kita bergantung? Bangun setiap malam, merengek dan memohon agar dimudahkan untuk membuat keputusan yang terbaik, itu yang kita bisa. Meski sudah menimbang-nimbang dengan segala cara, akal, pikiran, emosi, dan segala yang kita bisa, tetap saja. Butuh keberanian dan kemantapan untuk melangkah. Keberanian dan kemantapan yang kita dapat hanya dengan izin-Nya. Berharap semoga yang terbaik adalah yang kita pilih. Di sini semakin terlihat kalau manusia itu lemah. Ya iyalah. Namanya juga penghamba.



Kehati-hatian diperlukan. Tapi jangan sampai tergesa. Apapun yang dilakukan dengan tergesa, biasanya tidak akan baik hasilnya. Kecuali beberapa hal yang boleh tergesa untuk dilakukan. Salah satunya menikahkan anak gadis jika sudah bertemu jodohnya. Ehe. Tetap sekali lagi, mencari jodoh, menikah, itu seumur hidup. Bahkan sampai akhirat konsekuensinya. Makanya tetap harus berhati-hati. Gimana tuh, Kehati-hatian yang tergesa. Kwkwkw. Mungkin jika prosesnya ditempuh dengan niat yang baik, cara yang baik, dengan tujuan baik, itu adalah sikap kehati-hatian yang kita usahakan. Lalu jika sudah ada yang baik agama dan akhlaknya, better untuk disegerakan. 

Ujung-ujungnya tetep kembali ke konsep tauhid. Gantungkan semua pada-Nya, maka kita akan bahagia. Apa-apa yang sudah ditakdirkan untuk kita tidak akan ada yang mampu menghalanginya dari kita. Sebaliknya, apapun yang tidak ditakdirkan untuk kita, tidak akan menjadi milk kita, seberapa besarpun keinginan kita untuk memilikinya. Takut, resah, khawatir bisa hempas asal yang penting tetap percaya, semua itu adalah yang terbaik untuk kita. Dia yang maha ghaib, Dia yang mengetahui, dan kita tidak.


Comments

Popular Posts